Saturday, October 10, 2009

MEDITASI RADITYA 11 OKTOBER 2009

KALI INI MEDITASI DIIKUTI OLEH ANAK - ANAK DIBAWAH UMUR 20 TAHUN

MEDITASI RADITYA MEDITASI 4 OKTOBER 2009

Umur 20 - 49 tahun

Menu:
Nasi Putih keplok
Saur
Bergedel Tahu
Sayur ajepang ( sarwa gantung )

Sunday, September 27, 2009

MEDITASI TANGGAL 27 SEPTEMBER 2009

MEDITASI SAAT INI DILAKSANAKAN PESERTA YANG BERUMUR 50 TAHUN KEATAS

BATHARA RAJA DEWATA

Tarik nafas 9 kali,lepas nafas, kaki diluruskan jari tangan memegang ibu jari kaki...kemudian untuk beberapa menit tangan ditaruh diatas lutut.
Rasakan kehadiran beliau merangsuk melalui ibu jari kaki, beliau akan membersihkan segala udara yang tak jernih menjadi jernih, rasakan melalui ibu jari kaki akan terasa dingin, bila kaki masih terasa berat kosongkan pikiran.

Rasakan nafas yang kita pinjam, setelah kita merasakan bahwa sesungguhnya kita meminjam nafas itu maka fungsikanlah nafas itu dengan baik.
Sikap yang yang dilakukan pada adalah sikap seorang sikap Raja Dewata. Setiap persendianharus tetap kita pegang dan persatukan,bila ada seluruh tubuh yang terbuka,bertenaga, biarkanlah nafas kita bercampur dengan udara kotor, maka saat itu nafas kita juga kotor.
Titik nafas kita sesungguhnya ada 2 yaitu diubun - ubun dan dubur, nafas awal dari niskala masuk melalui ubun - ubun,

MEDITASI RADITYA Tanggal 20 SEPTEMBER2009

SURYA RADITYA MEDITASI KALI INI DILAKSANAKAN DI TATAR GUNUNG SARI LOMBOK

WEJANGAN SANGHYANG CANDRA DIPATI

Melinggih di Taman Sari Pura Gunung Sari yang merupakan Linggih/Stana Ida Betara Lingsir Gunung Agung, Beliau menjadi jembatan berbentuk keong ( posisi peserta meditasi juga berbentuk keong ) di alam niskala yang berarti jalan dari Dasar Buana menuju Luhuring Akasa berbelok - belok sehingga sangat wajar tidak secepat yang lurus.
Jembatan /Titi ini tidak tercemar, siapapun yang mampu melaksanakan perjalanan yang mengikuti arus posisi keong ini akan juga dapat tersucikan. inilah dinamakan "tetembon "


IDA BETHARA LINGSIR GUNUNG AGUNG

Beliau berkenan hadir dimeditasi kali ini karena memang sedang kembali dari pertemuan majelis para dewa dan leluhur di gunung Perca ( niskala ) ditandai kembalinya beliau dengan gempa skala 6.4 s.r .

Piteket :
Pemedek yang datang ke Luhur Gunung Sari agar sembahyang dulu dilawangan,kemudian menyucikan diri di taman sari selanjutnya baru munggah ke luhur gunung sari.

Agar di pura ini dibuatkan pagar/penyengker karena sudah berbentuk segi empat (4 ) catur laba.

MEDITASI RADITYA Tanggal 13 SEPTEMBER2009

MEDITASI KALI INI Diikuti oleh anak -anak dibawah 20 tahun

WEJANGAN SANGHYANG KUMARA

Sanghyang Kumara tinggal di pepulesan /tempat tidur kita masing - masing, dengan wejangan sbb;
- tidak boleh berbuat salah
- selalu berbuat baik
- tidak boleh bermain - main atau bercanda ditempat tidur
- bersihkan tempat tidur setelah bangun tidur
- tempat tidur tidak boleh tinggi ( 3 lengkat )
- orang tua dan anak tidur harus pisah
- Bantal Guling sebagai keseimbangan purusa pradana
- tepuk bantal 3 kali kalau bangun dan mau beranjak tidur
- selalu menyanyikan lagu - lagu

Ciri- ciri kesukaan Sanghyang kumara:
1. Besi tajam / pisau
2. Bekel - bekelan; manisan, oleh - oleh kecil
3. dialasi kain putih
4. Kotak kecil untuk canang sari

Piteket Sanghyang Kumara :

Badan ini hanyalah pinjaman maka selalulah menjaga dan memelihara dengan baik agar ketika diambil lagi sama pemiliknya dalam keadaan baik.
Kalau anak yang nakal dan sakit - sakitan berarti tidak ingat dengan Sanghyang Kumara.

Tidak boleh memberikan anak makan ditempat tidur, ngeletehin
Kalau anak ( bayi )meninggal tidak perlu diaben, karena masih keadaan bersih/suci
( kurang 12 hari umurnya ) ; antukang ke ibu pertiwi


SANGHYANG RANGU SUBAKTI

Melinggih di periyangan pada sanggah upasaksi, sebagai pengiring utama Bathara Semua, dan selalu membagikan sesuatu kepada para subakti ( bhakta ).

Piteket ;
Sikap sempurna kalau sembahyang dengan ; ngewangsuh tangan, berkumur, asepang tangan, posisi dan bersembahyang dengan tidak tergesa -gesa agar permohonannya tercapai.

Posisi tangan pada acara sembahyang :
- Sesama di uluhati tetapi lepas dari dada
- Atma di uluhati lengket dengan dada
- Dewa/Betara /Tuhan di siwa dwara
- Sujud ke Pertiwi

Subakti berarti : berbicara yang baik, berlaksana yang baik dan berpikir yang baik.

Selanjutnya para peserta meditasi di tapak oleh angyhang Ranu Subakti dengan tapak yang berbeda - beda.

Beliau berpesan kali ini masih memegang tanggungjawab mengawal Ida Bethara Mekabehan mengadakan pertemuan majelis di Gunung Perca ( meruning gunung di niskala )

Monday, September 14, 2009

SURYA RADITYA Tanggal 6 September 2009 diikuti oleh umur 20 sampai 50 tahun

WEJANGAN SANGHYANG DATENG

Aku adalah Sanghyang Dateng yang datang dengan memberikan kesejukan dan akan membakar segala pendengaran yang buruk, perkataan yang buruk serta menghilangkan perbuatan - perbuatan buruk. Aku berjalan diatas kesadaran namun tak berawal dan berakhir karena kebenaran menurut orang kebanyakan itu sesungguhnya tak ada yang memiliki.

Bukalah hati dan siap menerima jaman tertentu, jangan diam dan enak pada jaman tak berubah karena sesungguhnya perubahan itulah yang kekal ;
- Aku adalah tidak ada
- Kalian juga tak pernah ada
- Kita kelihatan ada karena hanya ada tatwam asi

Untuk dapat merasakan Sanghyang Dateng adalah dapat merasakan kesejukan selanjutnya pori - pori dapat merasakan embun yang dingin ; karena itulah rasa kesucian itu.

Suci ;
- tidak ada
- mudah diucapkan
- Dapat menghancurkan yang menyelewengkannya
- gampang terhempas
- Suci bukan untuk siapa -siapa, tetapi embun perlu untuk kita
- Terkutuklah orang - orang yang tak mau disucikan
- Tat kala kita merasakan kesucian maka harus mengakui adanya Sanghyang Dateng


WEJANGAN RANGGA DEWI RATU LANGIT

Hadirnya R.D. R. Langit adalah untuk menguatkan kita manusia akan perjodohan, pertemuan sampai menjadikan kita jodoh adalah merupakan anugrah agar dapat bersama - sama dapat melakukan tugas suci sebagai manusia, pertemuan yang suci ini janganlah gampang diempaskan oleh hal - hal yang tidak baik seperti gangguan pada orang lain, atau janji tinggal janji ( gombal ).
Jodoh itu sesungguhnya juga merupakan perputaran hidup dan mati, di dunia niskala sendiri perjodohan merupakan hal yang pelik dan sulit sehingga RDR Langit turun menemui kita karena didunia ini sudah sangat melencengkan perjodohan dengan banyaknya perceraian dan perselingkuhan.

Kalau mau menghadirkan beliau ; minta ijin dulu dengan Sanghuyang Pasupati dengan menepuk tangan 3 kali dan menatap kelangit, sebagai ciri beliau datang adalah bercirikan embun dingin yang menyelimuti raga kita.

Diatas langit juga ada ; Wisesa, Suwung dan Adil

MEDITASI RADITYA Tanggal 30 Agustus 2009 ; Orang Tua 50 Tahun keatas

WEJANGAN :
SANGHYANG PASUPATI kepada SANGHYANG TAPAK

SANGHYANG TAPAK
Pada saat kesusahan dan bencana Satrio Jajaran tidak usah panik dan ketakutan, karena justru pada saat begini Satrio Jajaran akan ditugaskan untuk membantu masyarakat lain yang terkena bencana tak terkecuali, tapi Satrio Jajaran akan aman sentosa untuk itulah siap mengemban tugas ini.
Sanghyang Tapak tidak pernah menyesatkan justru akan mengembalikan untuk eling kepada Sang Diri yang sesungguhnya juga menjadi kelanjutan dari leluhur dan Sanghyang Suwung.

Kelemahan dari manusia ada pada tapak kaki masing - masing, seandainya kelemahan ini tidak pernah kita sadari maka bencana itu akan datang.
Seandainya sudah eling maka satukanlah tapak tangan kita dengan tapak kaki kemudian pegang kedua telinga karena semuanya datang pertama kali dari hembusan pesan ditelinga, angin - angin kotoran yang datang tersebut biar terbuang dari mulut sembilan (9) kali, rasakan pada dada sebagai simbolis perbuatan yang terkecil seakan -akan menjadi masalah yang besar.
Kuncilah kuat - kuat lubang kecil di telinga kita, buatlah telinga kita peka, peka akan keniskalaan karena Sanghyang Tapak adalah yang menguasai niskala.

Mata buta ; masih punya rasa
Telinga BUta ; mati segala - galanya

Sanghyang Tapak datang oleh Sanghyang Pasupati sebagai utusan dalam bidang Pengobatan. Pengobatan untuk segala jenis penyakit dan kenestapaan manusia didalam hidup ini, khususnya yang tidak mampu menyaring sesuatu dari telinga ( menyengsarakan ) maka itu disuruh menjaga baik - baik.Didalam perjalanan seandainya menemukan atau merasakan sebuah penyakit dan kenestapaan sebut saja Sanghyang Tapak.

Para Satrio Jajaran yang sudah berumur 50 tahun lebih diharapkan lebih bertanggung jawab mengemban usia yang sudah sepantasnya dan bertanggung jawab atas akhir usia nanti ; jasad yang dipinjam begitu bersih harap mengembalikan kepada Sanghyang Suwung juga dalam keadaan bersih tanpa noda, alias kekosongan.....sadarilah!
Usia dijaga agar selalu harum!

Sujudlah pada Ibu Pertiwi dengan tapak tangan tertelungkup!
Berbhaktilah pada Bapa Akasa dengan menengadahkan tangan!


ROMO SEMAR - SANGHYANG ISMOYO

Guncangan Alam sebagai reaksi perjalanan sanghyang Sabdo Palon mengisyaratkan akan betapa pentingnya ingat dan eling pada Sang Diri dengan cara menolong diri sendiri, tidak boleh lupa diri sendiri apalagi sampe menyiksa diri sendiri,

Romo Semar bersabda ; " buka hati lebar - lebar " karena kalau menyembah dan berbhakti sampai lupa pada diri sendiri, Samar berarti terlalu kecil untuk dikenang lebih baik menyanggupi tugas Romo SEMAR SAJA.
KARENA ;
- Roh yang susah diwujudkan, disucikan dengan baik
- Ada pada kehidupan ( Keperkasaan )
- Ada pada pemikiran diluar diri manusia ( pengetahuan sebagai sarana tambahan )

Pernah masuk pada raga ;
- Sabdo Palon ( Noyo Genggong )
- Danghyang Nirartha
- Prabhu Siliwangi
- Bung Karno

PERPUTARAN WAKTU DI BUMI ;

Didalam tubuh manusia juga ada perputaran waktu yaitu ;
- Siang ; Taat
- Malam ; Tekun, kedua ini dinamakan Bhakti, Tahu dan Berjalan itu baik, tapi jangan berjalan sebelum mengetahuinya adalah sia -sia .